Para dokter menyatakan remaja yang mengalami luka parah dalam kecelakan mobil ini tidak punya harapan hidup. Namun orang tuanya tidak sepakat. Orang tua Steven Thorpe menolak untuk berhenti berharap. Walau empat dokter spesialis menyatakan putra mereka, ketika itu 17 tahun, mengalami mati otak. Yakin bahwa mereka melihat 'kedipan' kehidupan saat Steven berbaring dalam keadaan koma, John dan Janet Thorpe menolak saran untuk mematikan alat bantu yang membuat Steven bertahan hidup.
Mereka mencari pendapat lain - dan itulah keputusan yang menyelamatkan putra mereka. Seorang ahli bedah saraf menemukan tanda-tanda samar aktivitas otak dan dua minggu kemudian, Steven bangun dari komanya. Tujuh minggu kemudian, dia meninggalkan rumah sakit.
Empat tahun kemudian, Steven kini pegawai bagian rekening, mengatakan dia berutang segalanya atas kegigihan orang tuanya. Dari rumahnya di Kenilworth, Warwickshire, Inggris, Steven, (kini 21 tahun), berkata, "Saya merasa sangat beruntung bahwa orang tua saya memberi jawaban tidak."
Kecelakaan itu terjadi pada Februari 2008. Steven yang masih siswa sekolah tengah berpergian dengan sebuah Rover bersama dua temannya ketika seekor kuda liar tiba-tiba berlari ke lintasan mobil tepat di depan mereka. Temannya, Matius Jones (18 tahun), tewas dalam kecelakaan itu. Steven mengalami luka serius di wajah, kepala dan lengan, dan dinyatakan mengalami mati otak dua hari kemudian.
Dia mengatakan, "Para dokter itu mengatakan kepada orang tua saya bahwa mereka ingin mematikan alat bantu yang menopang kehidupan. Kata-kata yang mereka sampaikan kepada orang tua saya adalah, "Anda perlu mulai berpikir tentang donasi organ".
"Saya kira itu yang memberikan energi bagi ayah saya. Ia berpikir "Tidak mungkin". Mereka masih yakin saya hidup. Ketika mereka duduk di sekitar tempat tidur, mereka punya perasaan bahwa saya masih ada di sana dan sejumlah kata-kata yang mereka sampaikan kepada saya, saya memberikan reaksi. Saya berpikir, jika ayah saya setuju dengan mereka maka mesin penopang kehidupan itu dalam hitungan detik akan dilepaskan dari saya," kata Steven sebagaimana dikutip Daily Mail, Selasa (24/4/2012).
John Thorpe (51 tahun), yang bekerja sebagai akuntan lalu menghubungi dokter umum Julia Piper, yang dikenal karena karyanya dalam pengobatan tradisional dan alternatif. Tergerak oleh cerita mereka, Piper kemudian meminta seorang ahli bedah saraf yang dia kenal untuk mengunjungi Steven di University Hospital di Coventry.
Hebatnya, ahli bedah saraf itu menyimpulkan bahwa Steven tidak mengalami mati otak dan bahwa ia masih punya peluang tipis untuk pulih.
Para dokter kemudian setuju untuk membebaskan Steven dari induksi kimia buat komanya guna melihat apakah ia bisa bertahan hidup. Dua minggu kemudian, dia sadar.
Steven berkata, "Sangat mengkhawatirkan ketika berpikir bahwa lebih dari satu spesialis telah memvonis saya. Mudah-mudahan itu dapat membantu orang untuk melihat bahwa anda tidak boleh menyerah. Jika anda memiliki firasat tentang sesuatu, ikuti itu. Ayah saya percaya saya masih hidup dan dia benar."
Steven, yang punya tiga saudara perempuan, telah kehilangan fungsi lengan kirinya dan telah menjalani operasi rekonstruksi besar untuk wajahnya, termasuk membentuk kembali hidungnya dan rongga mata palsu pun dibuatkan. Meski menderita sejumlah luka, dia bilang bahwa dia menganggap bertahan hidup sebagai 'sebuah kesembuhan sepenuhnya".
Dia mengatakan, pengalaman itu masih 'terlalu menyakitkan' bagi orang tuanya untuk dibicarakan. John Thorpe, kepada Daily Mail, mengatakan, ia lebih suka 'membuat peristiwa itu jadi masa lalu'.
Dr Piper, yang berpraktek di Leicester, mengatakan, "Sebagai orang tua, saya ingin membantu bahkan jika hanya ada sedikit peluang. Saya berbicara kepada unit perawatan intensif dan mengatakan kepada mereka untuk tidak mematikan mesin penopang Steven karena kami membawa spesialis kami sendiri. Saya heran dengan hasilnya tapi orang-orang khawatir bahwa hal ini dapat terjadi lebih sering dari yang kita tahu.'
Seorang juru bicara University Hospitals Coventry and Warwickshire NHS Trust mengatakan, "Cedera pada otak Steven sangat kritis dan sejumlah CT scan di kepala menunjukkan kerusakan yang hampir tidak dapat diperbaiki. Sangat jarang bahwa seorang pasien dengan trauma otal luas seperti itu bisa bertahan hidup. Kami senang melihat Steven sembuh." kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar