Sabtu, 28 April 2012

Batu Candi Jadi Pagar Pekarangan


Deretan batu-batu yang menglilingi pekarangan rumah Mbah Warto (70), warga Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, adalah ribuan batu-batu candi yang diduga merupakan reruntuhan dari kompleks Candi Sojiwan yang berada di dusun itu. Batu-batu sengaja di pasang oleh pemiliknya, setelah berturut-turut dalam waktu yang panjang menemukan batu-batu itu di persawahan di seputar kampungnya.

Ketua Kelompok Kerja Perlindungan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah Gutomo yang dihubungi Kompas, Sabtu (28/4/2012), menyebutkan bahwa batu-batu candi yang dimanfaatkan oleh penduduk tidak hanya di rumah Mbah Warto itu. Namun banyak juga  digunakan oleh penduduk seputar dusun, sebagai pengganjal rumah tidak permanen atau menjadi pagar-pagar darurat yang sewaktu-waktu dengan mudah bisa dilepas.

"Semuanya batu-batu candi yang sekarang di rumah penduduk itu, sudah diiventarisasi oleh pihak BP3. Jadi semuanya jelas. Sewaktu-waktu kita butuhkan dengan mudah bisa kita ambil, karena penduduk sangat akomodatif dan menyadari akan arti penting batu-batu itu. Inilah sesungguhnya penyelamatan benda purbakala oleh masyarakat sebagaimana dikehendaki oleh pemerintah," tutur Gutomo.
Ia menduga, batu-batu candi itu merupakan bagian dari batu candi kompleks Candi Sojiwan yang terletak di Dusun itu. Candi besar itu memang telah mengalami kerusakan, namun pihak BP3 mampu menyelamatkan satu candi induk yang pemugarannya selesai dilakukan Desember tahun lalu.

Menurut Gutomo, diduga induk Sojiwan tidak hanya ada satu yang dipugar itu tetapi ada candi induk lain yang saat ini memang belum bisa ditemukan, karena kanan-kiri candi induk yang sudah dipugar itu sudah merupakan pemukiman penduduk.

Penggalian yang dilakukan oleh BP3 dan Jurusan Arkeologi UGM, menunjukkan Candi Sojiwan dikelilingi oleh parit yang sangat luas. "Dugaan kami, candi induk tidak hanya hanyaa satu," ungkapnya.
Karena itu, pihaknya telah mengusulkan kepada pemerintah pusat agar Dusun Kebondalem Kidul dipelihara agar jangan sampai tumbuh bangunan-bangunan baru, yang nantinya bisa mengganggu penelitian lanjut tentang kompleks Candi Sojiwan.

"Kita usulkan juga kawasan dusun itu dijadikan sebagai dusun pelestari dengan mengembangkan wilayah itu sebagai wisata desa. Kesejahteraan penduduk kita pandu dari keberadaan candi itu," kata Gutomo.
Masalah penemuan batu candi ini, di wilayah Prambanan, memang tidak hanya terjadi di Dusun Daleman Kidul. Di desa-desa lain juga sering ditemukan batu-batu candi yang berserakan di persawahan.
Seperti diungkapkan Purnomo, warga Dusun Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, di sawah di kampungnya seluas sekitar satu hektar sering kali ditemukan batu candi. "Setiap menggali sumur atau membuat galian untuk fondasi rumah, sering kali ditemukan batu candi yang jumlahnya terkadang banyak sekali," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar